http://www.facebook.com/alakipun.sibagaskara |
ANGGARAN BIAYA
VARIABEL
Pengertian :
Suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang menunjukkan
bagaimana tiap-tiap biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan tingkat
kegiatan untuk waktu yang akan datang dalam relevant range tertentu.
Prinsip dasar dari
anggaran variabel adalah konsep variabilitas biaya dimana biaya dapat
dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat
dikatagorikan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel.
Anggaran variabel mengidentifikasikan masing-masing jenis biaya karena
perubahan tingkat kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel :
1. Penentuan
Satuan kegiatan
Tingkat kegiatan dalam
suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base),
misalnya :
-
Jam mesin langsung (direct machine hour/ DMH)
-
Jam Kerja Langsung (direct labor hour/ DLH)
-
Jam Reparasi Langsung (direct Repair Hour/ DRH)
-
Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)
2. Penentuan Relevant
Range
Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan
tingkat output tertentu, dimana anggaran variabel yang
bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu
ditentukan karena biaya tetap dan biaya variabel perunit dapat berubah pada
tingkat output tertentu.
Metode
Pemisahan Komponen Fixed dan Variabel :
1.
Metode Langsung, yaitu didasarkan atas hasil penelitian di pabrik atau atas dasar
analisis terhadap data historis yang dilengkapi dengan interpretasi keputusan
manajemen yang ada kaitannya dengan data historis yang bersangkutan.
1.
Metode Titik Tertinggi dan Titik
Terendah (high and Low Point Method), yaitu dengan
cara memisahkan komponen biaya tetap dan variabel dengan perhitungan
interpolasi diantara dua macam volume output atau tingkat
kegiatan yang berbeda.
Contoh :
-
Relevant range : 9.000 – 12.000 DMH, artinya :
§
Pada titik tertinggi = 12.000 DMH
§
Pada titik terendah = 9.000 DMH
-
Anggaran Biaya :
§
Pada titik tertinggi = Rp. 6.400.000,-
§
Pada titik terendah = Rp. 5.200.000,-
-
Interpolasi :
§
Menghitung biaya variabel perunit :
DMH
Biaya
Pada titik tertinggi
12.000 Rp.
6.400.000,-
Pada titik terrendah
9.000
Rp. 5.200.000,-
Selisih
3.000
Rp. 1.200.000,-
- Biaya variabel
perunit = Rp. 1.200.000,- =
Rp. 400,-
3.000
Menghitung biaya
tetap, pada titik tertinggi :
§
Anggaran
biaya
= Rp. 6.400.000,-
§
Anggaran Variabel = 12.000 x Rp.400,- = Rp. 4.800.000,-
Biaya
tetap
= Rp. 1.600.000,-
1.
Metode Statistika, yaitu dengan menggunakan regresi linier.
Analisis ini menghubungkan data biaya dengan output dari waktu ke waktu yang
lalu, sehingga dapat diketahui bagaimana biaya-biaya akan berubah sehubungan
dengan perubahan volume output berdasarkan persamaan yang terbentuk. Hasil
taksiran yang diperoleh dapat dijadikan dasar perkiraan pada waktu yang akan
datang dalam kaitannya dengan hubungan perubahan volume dengan perubahan biaya.
Anggaran Bahan Baku
1. Budget Kebutuhan Bahan Baku
Pengertian Budget ini
ialah: Budget yang merencanakan
secara lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan
untuk penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai
dasar untuk penyusunan budget pembelian bahan mentah dan budget biaya
bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara
tradisional dibagi menjadi bahan langsung
dan bahan tak langsung (bahan
pembantu). Bahan langsung pada umumnya
menyatakan semua bahan baku yang menjadi
bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung
pada harga pokok produk barang jadi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya,
yaitu:
1) Budget unit yang diproduksi, khususnya
tentang kualitas, kuantitas barang yang
akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang.
2) Berbagai standar pemakaian
bahan dari masing-masing jenis bahan mentah
untuk proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan,
yaitu :
a) Berdasarkan data historis (pengalaman masa lalu),
dengan cara membandingkan jumlah produk pada
suatu periode dengan jumlah bahan
mentah yang dipergunakan pada
periode yang sama. Tetapi
apabila pengalaman yang lalu merupakan pengalaman yang kurang
menguntungkan (terjadi pemborosan bahan mentah) maka standar
pemakaian bahan mentah untuk periode yang akan datang merupakan standar
yang paling ideal.
b) Berdasarkan pada penelitian khusus, yang
dilakukan dengan mengukur serta
meneliti beberapa produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan,
mengadakan penelitian laboratoris seperti produk obat-obatan,
kosmetik dan minuman, dan mengadakan
percobaan proses produksi sambil mengukur
serta menghitung jumlah unit bahan mentah yang
digunakan selama percobaan tersebut berlangung.
2. Budget Pembelian Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang
pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna
secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah,
penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan
budget pembelian bahan mentah ialah :
a) Budget unit kebutuhan bahan mentah,
khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan
mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b) Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan pada setiap melakukan pembelian bahan mentah
(set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian
bahan mentah, biayanya terlalu besar, akan
mendorong perusahaan untuk tidak sering
melakukan transaksi pembelian
bahan mentah, begitu juga sebaliknya
sehingga perusahaan akan melakukan pembelian
dalam jumlah yang kecil.
c) Biaya yang dianggap oleh
perusahaan sehubungan penyimpanan barang di gudang.
Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka
akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam jumlah
yang kecil dan apabila biayanya kecil akan mendorong perusahaan melakukan
penyimpanan dalam jumlah yang besar.
d) Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu
yang akan datang. Bila ada kecendrungan
harga bahan mentah naik
akan mendorong perusahaan melakukan pembelian
dalam jumlah yang besar dan bila
harga cenderung murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.
e) Tersedianya bahan
mentah di pasar. Bilamana bahan
mentah tidak selalu tersedia dalam jumlah
yang tidak banyak di pasar maka
cenderung akan mendorong pembelian yang
besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit maka perusahaan
akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
f) Modal ketja yang tersedia. Bilamana perusahaan
mempunyai modal yang cukup akan memberikan kemungkinan untuk
melakukan pembelian-pembelian bahan mentah dalam jumlah yang sangat besar,
begitu juga sebaliknya.
g)
Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy). Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar. Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor pertimbangan:
Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy). Bila persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan mendorong pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar. Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal ketja
Pendekatan yang terkenal untuk
menghitung kuantitas pesanan ekonomi (EOQ) menggunakan rumus
berikut ini: EOQ= √(2AO) / C
A = Kuantitas yang dipergunakan dalam setahun (unit)
O = Biaya rata-rata tahunan untuk menempatkan pesanan
C = Biaya penyimpanan tahunan
untuk menyimpan satu unit dalam persediaan
selama satu tahun (misalnya, penyimpanan,
asuransi, laba atas investasi dalam persediaan)
3. Budget Biaya Bahan Baku
Adalah Budget yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang biaya bahan
mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana
kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis
barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan
budget harga pokok produksi, budget harga pokok
penjualan yang tercantum dalam master income statement
budget bersama dengan budget upah tenaga kerja langsung
dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan budget biaya bahan mentah antara lain:
a) Budget unit kebutuhan bahan mentah
b) Budget pembelian bahan mentah
c) Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang
dipakai oleh perusahaan, khususnya yang berhubungan
dengan masalah penilaian bahan mentah yang
diolah dalam proses produksi. Adapun metode
pembukuan bahan mentah itu ialah:
1. Metode FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, nilai (harga)
dan bahan mentah yang diolah lebih awal
didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah yang
dibeli lebih awal, begitu juga sebaliknya.
2. Metode LIFO (Last In First out)
Nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah
lebih awal didasarkan pada nilai (harga) bahan mentah
yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.
3. Moving Average
Yaitu metode yang
menganggap nilai (harga) bahan
mentah yang diolah berdasarkan nilai
(harga) rata-rata pembelian bahan mentah
yang pernah dilakukan oleh perusahaan sejak awal sampai
dengan yang terakhir.
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
1. Penyusunan Anggaran Tenaga
Kerja
Secara struktural, anggaran
tenaga kerja harus sesuai
dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus
menunjukkan biaya dan jam kerja langsung
menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan
menurut produk. Apabila waktu kerja standar dan
tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang
mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan
budget tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari
pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan
standar-standar kerja yang realistis untuk banyak
aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya
dan dilaporkan setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping biaya
kerja langsung sehari-hari, kadang laporan
juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini
harus menyajikan imformasi yang sebenarnya,
menurut tanggung jawab mengenai kerja
langsung yang dibandingkan dengan standart-standart
yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status
pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan
efisiensi operasi yang lebih tinggi.
Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat
berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri 2. Dimasukkan
dalam laporan departemen
2. Perencanaan Upah Tenaga
Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan
erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas
biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga
kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja
langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung
jawab dan menurut priode antara, hal,
ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk.
Banyak perusahaan mengembangkan label- label
tenaga kerja sebagai cara
untuk membantu dalam merencanakan dan
mengendalikan seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus
menetapkan sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem
upah, yaitu:
1. Sistem upah harian
2. Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus
Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah
untuk satu hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri
hari standart dan oleh karena sistem upah harian
sama dengan sistem upah per jam.
Sistem upah perpotong berdasarkan
jumlah upah dari pada
jumlah barang produksi yang diproduksi karena
menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja
nyata. Dalam sistem upah bonus
setiap karyawan dibayar secara
harian didalam memproduksi sejumlah minimum
tertentu, dan untuk jumlah diatas
minimum karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang
biasanya menurut jumlah potongannya. Dari
penjelasan dari sistem upah ini, jelaslah
sistem upah perpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget
tenaga kerja.
Disamping mengenai sistem upah,
laporan produksi yang dibuat didalam pabrik
harus menunjukkan dan menggambarkan banyaknya
jumlah barang yang diproduksi atau unit
yang diproduksi dalam satu hari atau
jam. Dalam laporan tenaga kerja harus menunjukan ongkos
tenaga kerja produk itu, sehingga ongkos persatuan tenaga
kerja dapat dengan segera ditentukan. Namun
perlu diketahui bahwa dalam penyusunan Budget tenaga kerja perlulah
kiranya kita membuat suatu perencanaan waktu kerja
standart. Di dalam perencanaan waktu kerja standart ada empat macam
rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:
1. Studi-studi waktu dan gerak
Di dalam studi
ini di analisa kerja
yang dibutuhkan suatu produk
(per departemen) dengan memperinci
sederetan operasi atau
aktivitas. Pada umumnya analisa ini
dilakukan oleh para insinyur. Hasil dari analisa ini dapat
digunakan sebagai dasar input dasar guna pengembangan
kebutuhan-kebutuhan jam kerja
langsung untuk memenuhi
kebutuhan produksi yang
telah direncanakan. Studi ini umumnya merupakan
pendekatan kearah penetapan waktu kerja standart
2. Biaya standart
Penelahaan seksama jam
kerja langsung pada dasarnya
harus dilakukan mengingat didalam akuntansi
biaya digunakan biaya-biaya standart. Didalam
biaya standart, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi. Dan
penyimpangan tersebut harus dibudgettir dari jam-jam kerja standart yang
dimasukkan dalam rencana laba tahunan.
3. Penaksiran langsung oleh pengawas
Untuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:
a. Pertimbangan
b. Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari priode
berjalan
c. Bantuan dari pengawas.
4. Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok staf
Pendekatan ini sering digunakan untuk departemen
produksi yang menghasilkan produk lebih dari satu Rasio
historis jam kerja langsung terhadap sesuatu ukuran produksi fisik dihitung dan
kemudian disesuaikan dengan perobahan-perobahan yang
direncanakan dalam pusat tanggung jawab itu. Kebenaran
perhitungan ini tergantung pada kebenaran catatan-catatan
biaya. Kelemahan metode ini ialah pemborosan-pemborosan diwaktu lalu
diproyektir kewaktu akan datang.
Dari rancangan diatas,
walaupun suatu metode
praktis untuk suatu departemen
belum tentu praktis untuk departemen lain.
Jadi prosedur-prosedur perlu diperbaiki
terus menerus dan prosedur
baru yang lebih praktis harus
digunakan.
3. Tarif tenaga kerja langsung
Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja
langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi, maka
perhitungan biaya kerja langsung hanya menyangkut
perkalian satuan dengan yang lainnya. Dalam suatu
perusahaan tertentu mungkin terdapat satu departemen produksi
atau lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis penggunaannya.
Penentuan tarif upah langsung rata-rata dalam suatu
departemen produksi atau pusat biaya tertentu biasanya tidak
menimbulkan suatu problema yang gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir
tarif-tarif dengan jalan menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan
tarif upah mereka yang diharapkan. Kemudian menghitung rata-ratanya.
Suatu pendekatan yang kurang cermat
terhadap suatu penentuan rasio historis antara upah yang
dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen produksi.
Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang
telah berubah atau memang diharapkan berubah. Perlu dipahami,
bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada data
historis hanya berguna untuk perencanaan waktu
yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan
jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
Dalam beberapa hal,
besar departemen, diversivitas
pekerjaannya, dan variasi-variasi dalam upah
per jam dapat berbeda, sehingga departemen ini harus dibagi lebih lanjut
menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk rnasing-masing pusat biaya harus
direncanakan taksiran kerja langsung dan tarifupah rata-rata tersendiri. Jika
departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok standart, maka
tarif upah standart yang digunakan untuk hal ini
(penyusunan budget tenaga kerja) akan tetapi kita
perlu membudgetir selisih-selisih tarif upah tertentu antara
kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.
Anggaran
Penjualan
Yakni merupakan skedul
rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan
datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan
kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.
Anggaran Penjualan
meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yang
akan dijual, harga perunit, waktu penjualan, dan daerah penjualan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Anggaran Penjualan :
1.
Faktor intern, yaitu factor-faktor dari dalam perusahaan,
seperti :
A.
Penjualan tahun-tahun yang lalu
B.
Kebijakan perusahaan terkait masalah penjualan
C.
Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
D.
Tenaga kerja yang dimiliki
E.
Modal yang tersedia
F.
Fasilitas-fasilitas lainnya
Faktor Eksternal
Perusahaan, yaitu :
1.
A.
Persaingan
B.
Posisi perusahaan dalam persaingan
C.
Tingkat pertumbuhan penduduk
D.
Tingkat penghasilan masyarakat
E.
Faktor-faktor makro lainnya.
Contoh Kasus :
Anggaran
Penjualan
Sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha industri garmen, akan merencanakan penjualan ke
beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 300.000 unit selama tahun 2012.
Berikut disajikan
informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Rencana Penjualan
selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I
: 50.000 unit
Kwartal II
: 80.000 unit
Kwartal III
:
40.000 unit
Kwartal IV
:
30.000 unit
Harga jual/unit
: Rp. 2.000,-
Tagihan kas kwartal IV
pada tahun sebelumnya (2011) adalah Rp. 14.000.000
Tagihan kas penjualan
sebagai berikut : 60% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 40%
ditagih pada kwartal berikutnya.
Penjualan pada kwartal
IV terdapat sebanyak Rp. 15.000.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai
piutang usaha pada akhir periode tahun 2012
PT Maju Terus
|
|||||
Anggaran Penjualan
|
|||||
31 Desember 2012
|
|||||
Kwartal
|
|||||
Keterangan
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
Tahun
|
Expektasi Penjualan
|
50000
|
80000
|
40000
|
30000
|
200.000
|
Harga Jual per Unit
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
2000
|
Jumlah Penjualan
|
100.000.000
|
160.000.000
|
80.000.000
|
60.000.000
|
400.000.000
|
Skedul Ekspektasi Penagihan Kas
|
|||||
Piutang Usaha
|
14.000.000
|
14.000.000
|
|||
Penjualan
|
|||||
Kuartal I (100jt x
|
|||||
60%, 40%)
|
60.000.000
|
40.00.000
|
100.000.000
|
||
Kuartal II (160jt x
|
|||||
60%, 40%)
|
96.000.000
|
64.000.000
|
160.000.000
|
||
Kuartal III (80jt x
|
|||||
60%, 40%)
|
48.000.000
|
32.000.000
|
80.000.000
|
||
Kuartal IV (60jt x
|
|||||
60%)
|
36.000.000
|
36.000.000
|
|||
Jml Kas yg Ditagih
|
74.000.000
|
136.000.000
|
112.000.000
|
68.000.000
|
390.000.000
|
ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran
produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai
orang-orang, bahan-bahan, mesin – mesin, dan peralatan lain serta modal yang
diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.
Adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Anggaran Produksi
Untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik haruslah diperhatikan masalah yang terdapat didalam perusahaan dan masalah-masalah yang datangnya dari luar perusahaan. Masalah tersebut seperti kapasitas mesin dan peralatan produktifitas, tenaga kerja, kemampuan pengadaan, dan penyediaan bahan baku yang merupakan variabel-variabel dibawah kekuasaan pimpinan perusahaan.
Sedangkan masalah yang datang dari luar perusahaan berupa kebijaksanaan pemerintah, inflasi, bencana alam, dan sebagainya. Selain dari masalah diatas, perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Sifat dari proses produksi
b. Jenis dan mutu barang yang diproduksi
c. Jenis barang yang.diproduksi
Untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik haruslah diperhatikan masalah yang terdapat didalam perusahaan dan masalah-masalah yang datangnya dari luar perusahaan. Masalah tersebut seperti kapasitas mesin dan peralatan produktifitas, tenaga kerja, kemampuan pengadaan, dan penyediaan bahan baku yang merupakan variabel-variabel dibawah kekuasaan pimpinan perusahaan.
Sedangkan masalah yang datang dari luar perusahaan berupa kebijaksanaan pemerintah, inflasi, bencana alam, dan sebagainya. Selain dari masalah diatas, perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Sifat dari proses produksi
b. Jenis dan mutu barang yang diproduksi
c. Jenis barang yang.diproduksi
Faktor-faktor Internal dan
Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam
perusahaan yang
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
a. Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
c. Syarat pembayaran barang yang dijual
d. Pemilihan saluran distribusi
e. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau
Qualitatif)
f. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current
liabilities)
g. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
h. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan
dibidang-bidang lain.
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh
terhadap perusahaan :
a. Persaingan
b. Tingkat pertumbuhan penduduk
c. Tingkat penghasilan masyarakat
d. Tingkat pendidikan masyarakat
e. Tingkat penyebaran masyarakat
f. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
g. Kebijaksanaan pemerintah
h. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh
terhadap perusahaan :
a. Persaingan
b. Tingkat pertumbuhan penduduk
c. Tingkat penghasilan masyarakat
d. Tingkat pendidikan masyarakat
e. Tingkat penyebaran masyarakat
f. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
g. Kebijaksanaan pemerintah
h. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.
Alhamdulillah sanagt bermanfaat, thx, semoga dapat balasan pahala dari Allah.
BalasHapusSaya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
BalasHapus