Sabtu, 05 Mei 2012

ANGGARAN PERUSAHAAN

http://www.facebook.com/alakipun.sibagaskara

ANGGARAN BIAYA VARIABEL

Pengertian :
Suatu perencanaan mengenai skedul biaya yang menunjukkan bagaimana tiap-tiap biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan tingkat kegiatan untuk waktu yang akan datang dalam relevant range tertentu.
Prinsip dasar dari anggaran variabel adalah konsep variabilitas biaya dimana biaya dapat dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Atas dasar konsep inilah biaya dapat dikatagorikan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Anggaran variabel mengidentifikasikan masing-masing jenis biaya karena perubahan tingkat kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran variabel :
1.     Penentuan Satuan kegiatan
Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya :
-        Jam mesin langsung (direct machine hour/ DMH)
-        Jam Kerja Langsung (direct labor hour/ DLH)
-        Jam Reparasi Langsung (direct Repair Hour/ DRH)
-        Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)

2.     Penentuan Relevant Range
Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat output tertentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu ditentukan karena biaya tetap dan biaya variabel perunit dapat berubah pada tingkat output tertentu.

Metode Pemisahan Komponen Fixed dan Variabel :
1.      Metode Langsung, yaitu didasarkan atas hasil penelitian di pabrik atau atas dasar analisis terhadap data historis yang dilengkapi dengan interpretasi keputusan manajemen yang ada kaitannya dengan data historis yang bersangkutan.

1.      Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and Low Point Method), yaitu dengan cara memisahkan komponen biaya tetap dan variabel dengan perhitungan interpolasi diantara dua macam volume output atau tingkat kegiatan yang berbeda.
Contoh :

-        Relevant range : 9.000 – 12.000 DMH, artinya :
§  Pada titik tertinggi  = 12.000 DMH
§  Pada titik terendah =   9.000 DMH

-        Anggaran Biaya :
§  Pada titik tertinggi  =  Rp. 6.400.000,-
§  Pada titik terendah =  Rp. 5.200.000,-

-        Interpolasi :
§  Menghitung biaya variabel perunit :
DMH                Biaya
Pada titik tertinggi                 12.000             Rp. 6.400.000,-
Pada titik terrendah                9.000             Rp. 5.200.000,-
Selisih                                       3.000              Rp. 1.200.000,-

-        Biaya variabel perunit  =  Rp. 1.200.000,-     =     Rp. 400,-
3.000

Menghitung biaya tetap, pada titik tertinggi :

§  Anggaran biaya                                       =  Rp. 6.400.000,-
§  Anggaran Variabel = 12.000 x Rp.400,-  =  Rp. 4.800.000,-
Biaya tetap                                            =  Rp. 1.600.000,-

1.      Metode Statistika, yaitu dengan menggunakan regresi linier. Analisis ini menghubungkan data biaya dengan output dari waktu ke waktu yang lalu, sehingga dapat diketahui bagaimana biaya-biaya akan berubah sehubungan dengan perubahan volume output berdasarkan persamaan yang terbentuk. Hasil taksiran yang diperoleh dapat dijadikan dasar perkiraan pada waktu yang akan datang dalam kaitannya dengan hubungan perubahan volume dengan perubahan biaya.

Anggaran Bahan Baku
1. Budget Kebutuhan Bahan Baku
Pengertian   Budget   ini   ialah:   Budget   yang   merencanakan   secara   lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai dasar untuk penyusunan budget  pembelian bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.
Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional dibagi menjadi   bahan   langsung   dan   bahan  tak   langsung   (bahan  pembantu).   Bahan langsung  pada  umumnya  menyatakan  semua  bahan  baku  yang  menjadi  bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat ditetapkan langsung  pada  harga  pokok  produk barang jadi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:
1)  Budget  unit  yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang
akan diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
2)  Berbagai  standar  pemakaian  bahan  dari  masing-masing jenis bahan  mentah
untuk  proses produksi yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu :
a)   Berdasarkan data historis (pengalaman masa lalu), dengan cara membandingkan  jumlah  produk  pada  suatu  periode  dengan  jumlah  bahan  mentah   yang   dipergunakan   pada   periode   yang   sama.   Tetapi   apabila pengalaman  yang  lalu merupakan pengalaman yang kurang menguntungkan  (terjadi  pemborosan  bahan mentah) maka standar pemakaian bahan mentah  untuk periode yang akan datang merupakan standar yang paling ideal.
b)  Berdasarkan  pada penelitian khusus, yang dilakukan dengan mengukur serta
meneliti beberapa produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan, mengadakan penelitian laboratoris seperti produk obat-obatan,  kosmetik  dan  minuman,  dan  mengadakan  percobaan  proses  produksi  sambil  mengukur serta   menghitung jumlah unit bahan mentah yang digunakan   selama percobaan tersebut berlangung.

2. Budget Pembelian Bahan Baku
Adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna secara khusus  sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah, penyusunan budget utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor  yang  mempengaruhi penyusunan budget pembelian bahan mentah ialah :
a)  Budget  unit kebutuhan bahan  mentah, khususnya rencana tentang  jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b)  Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh  perusahaan  pada  setiap  melakukan  pembelian bahan mentah (set up cost). Bila setiap  kali  melakukan  pembelian bahan  mentah,  biayanya  terlalu besar,  akan  mendorong  perusahaan  untuk tidak   sering   melakukan   transaksi   pembelian   bahan   mentah,   begitu   juga sebaliknya  sehingga  perusahaan  akan  melakukan  pembelian  dalam  jumlah   yang kecil.
c)   Biaya  yang  dianggap  oleh  perusahaan  sehubungan  penyimpanan  barang  di gudang. Bila biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka akan mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam jumlah yang kecil dan apabila biayanya kecil akan  mendorong perusahaan melakukan penyimpanan dalam jumlah yang besar.
d)  Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang  akan  datang.  Bila  ada kecendrungan   harga   bahan   mentah   naik   akan   mendorong    perusahaan melakukan  pembelian  dalam  jumlah  yang  besar  dan  bila  harga  cenderung murah maka perusahaan akan mengurangi pembelian.
e)   Tersedianya   bahan   mentah   di  pasar.  Bilamana  bahan  mentah  tidak  selalu tersedia  dalam  jumlah  yang  tidak  banyak  di  pasar  maka  cenderung  akan  mendorong  pembelian  yang  besar,  dan jika persediaan bahan mentah sedikit  maka perusahaan akan melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.
f)   Modal ketja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup akan  memberikan  kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan mentah dalam jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.
g)
Kebijaksanaan   perusahaan  di  bidang  persediaan  bahan  mentah  (inventory policy).  Bila  persediaan  bahan  mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan  mendorong  pembelian  bahan  mentah  juga  dalam  jumlah  yang  besar. Kebijaksanaan  di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa  faktor pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal ketja
Pendekatan  yang  terkenal  untuk  menghitung  kuantitas  pesanan  ekonomi (EOQ) menggunakan rumus berikut ini: EOQ= √(2AO) / C
A = Kuantitas yang dipergunakan dalam setahun (unit)
O = Biaya rata-rata tahunan untuk menempatkan pesanan
C  =  Biaya  penyimpanan  tahunan  untuk  menyimpan  satu  unit  dalam  persediaan selama  satu  tahun  (misalnya,  penyimpanan,  asuransi,  laba  atas  investasi  dalam persediaan)

3. Budget Biaya Bahan Baku
Adalah  Budget  yang  merencanakan  secara  lebih  terperinci  tentang  biaya   bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana  kualitas,  kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi yang membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget harga pokok  produksi,  budget  harga  pokok  penjualan  yang  tercantum  dalam  master income statement budget bersama dengan budget upah  tenaga  kerja  langsung  dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam  penyusunan  budget  biaya bahan mentah antara lain:
a)  Budget unit kebutuhan bahan mentah
b)  Budget pembelian bahan mentah
c)   Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh  perusahaan, khususnya  yang  berhubungan  dengan  masalah  penilaian  bahan  mentah  yang diolah  dalam  proses  produksi.  Adapun  metode  pembukuan  bahan  mentah  itu ialah:
1.  Metode FIFO (First In First Out)
Dalam  metode  ini,  nilai  (harga)  dan  bahan  mentah  yang  diolah  lebih  awal didasarkan  pada  nilai  (harga)  bahan  mentah yang dibeli lebih awal, begitu juga  sebaliknya.
2.  Metode LIFO (Last In First out)
Nilai (harga) dan bahan mentah yang  diolah  lebih  awal  didasarkan  pada  nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.
3.  Moving Average
Yaitu   metode   yang   menganggap   nilai   (harga)   bahan   mentah   yang   diolah berdasarkan   nilai  (harga)  rata-rata  pembelian  bahan  mentah  yang  pernah   dilakukan oleh perusahaan sejak awal sampai dengan yang terakhir.
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
1. Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara  struktural,  anggaran  tenaga  kerja   harus   sesuai   dengan   struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan  biaya  dan  jam  kerja  langsung  menurut  tanggung  jawab,  menurut  waktu,  dan  menurut  produk. Apabila  waktu  kerja  standar  dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang  sehat  yang  mungkin  dapat  diterapkan  sehingga  penyusunan  budget  tenaga  kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari  pengawasan  langsung.  Banyak perusahaan   mengembangkan standar-standar  kerja  yang  realistis  untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil  sebenarnya  dan  dilaporkan  setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping   biaya   kerja   langsung  sehari-hari,  kadang  laporan  juga  dibuat bulanan.  Di  dalam  laporan  ini  harus  menyajikan  imformasi  yang  sebenarnya, menurut  tanggung  jawab  mengenai  kerja  langsung  yang  dibandingkan  dengan   standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen  untuk  melakukan  efisiensi  operasi  yang  lebih  tinggi.  Laporan  pelaksanaan  kerja  langsung  dapat   berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri  2. Dimasukkan dalam laporan departemen
2. Perencanaan Upah Tenaga Kerja Langsung
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus  dikembangkan  menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut   tanggung  jawab  dan  menurut  priode  antara,  hal,  ini  penting  untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak  perusahaan mengembangkan  label- label   tenaga   kerja   sebagai   cara   untuk   membantu   dalam   merencanakan dan mengendalikan  seluruh upah tenaga kerja. Dan perusahaan juga harus menetapkan  sistem upah yang digunakan, dibawah ini ada beberapa sistem upah, yaitu:
1. Sistem upah harian
2. Sistem upah perpotong
3. Sistem upah bonus

Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi suatu jumlah untuk satu hari  kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standart dan oleh karena  sistem  upah  harian  sama  dengan  sistem  upah  per  jam.  Sistem  upah perpotong   berdasarkan   jumlah   upah   dari  pada   jumlah   barang   produksi  yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut  hasil  kerja  nyata. Dalam   sistem   upah   bonus   setiap   karyawan   dibayar   secara   harian   didalam memproduksi  sejumlah  minimum  tertentu,  dan  untuk  jumlah  diatas  minimum   karyawan menerima tambahan kompensasi berupa bonus yang biasanya  menurut  jumlah  potongannya.  Dari  penjelasan  dari  sistem  upah  ini,  jelaslah  sistem  upah  perpotonglah yang sesuai dengan atau untuk budget tenaga kerja.
Disamping  mengenai  sistem  upah,  laporan  produksi  yang  dibuat  didalam  pabrik  harus  menunjukkan  dan  menggambarkan  banyaknya  jumlah  barang  yang  diproduksi  atau  unit  yang  diproduksi  dalam  satu  hari  atau  jam.  Dalam  laporan  tenaga kerja harus menunjukan ongkos tenaga kerja produk  itu,  sehingga  ongkos persatuan  tenaga  kerja  dapat  dengan  segera  ditentukan.  Namun  perlu  diketahui bahwa dalam penyusunan Budget tenaga kerja perlulah kiranya kita membuat suatu perencanaan  waktu  kerja  standart.  Di dalam perencanaan waktu kerja standart ada  empat macam rancangan yang umum digunakan, diantaranya adalah:
1.  Studi-studi waktu dan gerak
Di   dalam   studi   ini   di   analisa   kerja   yang   dibutuhkan   suatu   produk   (per departemen)   dengan   memperinci   sederetan   operasi   atau   aktivitas.   Pada umumnya  analisa  ini  dilakukan  oleh  para insinyur. Hasil dari analisa ini dapat digunakan  sebagai  dasar input dasar guna pengembangan kebutuhan-kebutuhan jam    kerja    langsung    untuk    memenuhi    kebutuhan    produksi    yang    telah direncanakan.  Studi  ini  umumnya  merupakan  pendekatan  kearah  penetapan   waktu kerja standart
2.  Biaya standart
Penelahaan   seksama   jam   kerja   langsung   pada   dasarnya   harus   dilakukan mengingat  didalam  akuntansi  biaya  digunakan  biaya-biaya  standart.  Didalam  biaya standart, penyimpangan-penyimpangan pasti terjadi.  Dan  penyimpangan  tersebut harus dibudgettir dari jam-jam kerja standart yang dimasukkan  dalam  rencana laba tahunan.
3.  Penaksiran langsung oleh pengawas
Untuk melakukan penaksiran ini pengawas harus bertumpu pada:
a. Pertimbangan
b. Pelaksanaan oleh departemen yang dilaporkan dari priode berjalan
c. Bantuan dari pengawas.
4.  Taksiran-taksiran statistik oleh kelompok staf
Pendekatan ini sering digunakan untuk departemen  produksi  yang  menghasilkan  produk lebih dari satu Rasio historis jam kerja langsung terhadap sesuatu ukuran produksi fisik dihitung dan kemudian  disesuaikan  dengan  perobahan-perobahan yang direncanakan dalam pusat tanggung jawab  itu.  Kebenaran  perhitungan  ini tergantung  pada  kebenaran catatan-catatan biaya. Kelemahan metode ini ialah  pemborosan-pemborosan diwaktu lalu diproyektir kewaktu akan datang.
Dari   rancangan   diatas,   walaupun   suatu   metode    praktis    untuk    suatu departemen  belum  tentu  praktis  untuk  departemen  lain.  Jadi  prosedur-prosedur perlu   diperbaiki   terus   menerus   dan   prosedur   baru   yang   lebih   praktis   harus digunakan.

3. Tarif tenaga kerja langsung
Jika mungkin untuk mengaitkan jumlah produksi dengan jam kerja langsung dan terhadap rencana tarif upah untuk tiap departemen produksi, maka perhitungan biaya  kerja  langsung  hanya  menyangkut  perkalian  satuan  dengan  yang  lainnya. Dalam suatu perusahaan tertentu mungkin terdapat satu departemen  produksi  atau  lebih dimana pendekatan langsung ini lebih praktis penggunaannya.
Penentuan  tarif upah langsung rata-rata dalam suatu departemen produksi atau  pusat  biaya  tertentu biasanya tidak menimbulkan suatu problema yang gawat. Ancangan demikian yang dipilih menaksir tarif-tarif dengan jalan menghitung tenaga kerja langsung di departemen ini dan tarif upah mereka yang diharapkan. Kemudian menghitung rata-ratanya.
Suatu  pendekatan  yang  kurang  cermat  terhadap  suatu  penentuan  rasio historis antara upah yang dibayar dengan jam kerja langsung yang dikerjakan  di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang  telah  berubah  atau  memang diharapkan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata  yang  didasarkan  pada  data  historis  hanya  berguna  untuk  perencanaan  waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.
Dalam   beberapa   hal,   besar   departemen,   diversivitas   pekerjaannya,   dan variasi-variasi  dalam  upah  per  jam dapat berbeda, sehingga departemen ini harus dibagi lebih lanjut menjadi pusat-pusat biaya. Kemudian untuk rnasing-masing pusat biaya harus direncanakan taksiran kerja langsung dan tarifupah rata-rata tersendiri. Jika departemen akuntansi biaya menggunakan sistem harga pokok standart, maka  tarif  upah  standart  yang  digunakan untuk hal ini (penyusunan budget tenaga  kerja)  akan  tetapi  kita  perlu membudgetir selisih-selisih tarif upah tertentu antara kelonggaran-kelonggaran perencanaan budget.

Anggaran Penjualan
Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang.  Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.
Anggaran Penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yang akan dijual, harga perunit, waktu penjualan, dan daerah penjualan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Penjualan :
1.      Faktor intern, yaitu factor-faktor dari dalam perusahaan, seperti :
A.     Penjualan tahun-tahun yang lalu
B.     Kebijakan perusahaan terkait masalah penjualan
C.     Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
D.     Tenaga kerja yang dimiliki
E.      Modal yang tersedia
F.      Fasilitas-fasilitas lainnya
Faktor Eksternal Perusahaan, yaitu :
1.       
A.     Persaingan
B.     Posisi perusahaan dalam persaingan
C.     Tingkat pertumbuhan penduduk
D.     Tingkat penghasilan masyarakat
E.      Faktor-faktor makro lainnya.

Contoh Kasus :
Anggaran Penjualan
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri garmen, akan merencanakan penjualan ke beberapa daerah secara kuartalan sebanyak 300.000 unit selama tahun 2012.
Berikut disajikan informasi berkenaan dengan rencana penjualan di atas, yakni sebagai berikut :
Rencana Penjualan selama 4 kwartal adalah sebagai berikut :
Kwartal I                      :  50.000 unit
Kwartal II                     :  80.000 unit
Kwartal III                    :  40.000 unit
Kwartal IV                   :  30.000 unit
Harga jual/unit           :  Rp. 2.000,-
Tagihan kas kwartal IV pada tahun sebelumnya (2011) adalah Rp. 14.000.000
Tagihan kas penjualan sebagai berikut : 60% ditagih dalam kwartal penjualan, sedangkan sisanya 40% ditagih pada kwartal berikutnya.
Penjualan pada kwartal IV terdapat sebanyak Rp. 15.000.000 yang tidak tertagih dan dimasukkan sebagai piutang usaha pada akhir periode tahun 2012


PT  Maju Terus




Anggaran Penjualan



31 Desember 2012










Kwartal


Keterangan
I
II
III
IV
Tahun
Expektasi Penjualan
50000
80000
40000
30000
200.000
Harga Jual per Unit
2000
2000
2000
2000
2000
Jumlah Penjualan
100.000.000
160.000.000
80.000.000
60.000.000
400.000.000









Skedul Ekspektasi Penagihan Kas

Piutang Usaha
14.000.000



14.000.000
Penjualan





  Kuartal I (100jt x





  60%, 40%)
60.000.000
40.00.000


100.000.000
  Kuartal II (160jt x





  60%, 40%)

96.000.000
64.000.000

160.000.000
  Kuartal III (80jt x





  60%, 40%)


48.000.000
32.000.000
80.000.000
  Kuartal IV (60jt x





  60%)



36.000.000
36.000.000






Jml Kas yg Ditagih
74.000.000
136.000.000
112.000.000
68.000.000
 390.000.000













ANGGARAN PRODUKSI
 Anggaran produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin – mesin, dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang pada suatu priode tertentu dimasa depan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau diramalkan.
Adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market share tertentu.
c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Produksi
Untuk dapat membuat suatu perencanaan yang baik haruslah diperhatikan masalah yang terdapat didalam perusahaan dan masalah-masalah yang datangnya dari luar perusahaan. Masalah tersebut seperti kapasitas mesin dan peralatan produktifitas, tenaga kerja, kemampuan pengadaan, dan penyediaan bahan baku yang merupakan variabel-variabel dibawah kekuasaan pimpinan perusahaan.
Sedangkan masalah yang datang dari luar perusahaan berupa kebijaksanaan pemerintah, inflasi, bencana alam, dan sebagainya. Selain dari masalah diatas, perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Sifat dari proses produksi
b. Jenis dan mutu barang yang diproduksi
c. Jenis barang yang.diproduksi
Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Penyusunan Budget Produksi
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
a. Penjualan tahun lalu’bisajadi patokan
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
c. Syarat pembayaran barang yang dijual
d. Pemilihan saluran distribusi
e. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
f. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
g. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
h. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain.
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh
terhadap perusahaan :
a. Persaingan
b. Tingkat pertumbuhan penduduk
c. Tingkat penghasilan masyarakat
d. Tingkat pendidikan masyarakat
e. Tingkat penyebaran masyarakat
f. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
g. Kebijaksanaan pemerintah
h. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.
 


Gambaran Umum Penganggaran Perusahaan

Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan. Penganggaran meliputi penganggaran perusahaan dan penganggaran bukan perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan penganggaran bukan perusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Penganggaran beda dengan anggaran, perencanaan beda dengan rencana. Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah hasil perencanaan. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kuantitatif), sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akunting, karena penganggaran merupakan salah satu bidang akunting dan termasuk bagian akunting manajemen.
Anggaran banyak manfaatnya sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, tetapi anggaran juga mempunyai kelemahan, sebab anggaran dibuat berdasarkan asumsi, bila asumsinya berubah maka anggaran kurang bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.
Fungsi dan Macam Anggaran
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan memberikan gambaran yang jelas dalam satuan barang dan uang. Anggaran berfungsi sebagai alat pelaksanaan memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras. Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan, yaitu digunakan sebagai alat menilai pelaksanaan pekerjaan.
Anggaran dapat dikelompokkan dari segi dasar penyusunan terdiri atas: anggaran variabel dan anggaran tetap, dari segi penyusunan terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu, dari segi jangka waktu terdiri atas: anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek, dari segi bidangnya terdiri atas: anggaran operasional dan anggaran keuangan, dari segi kemampuan menyusun terdiri atas: anggaran komprehensif dan anggaran parsial, dari segi fungsinya terdiri atas anggaran apropriasi dan anggaran kinerja, dari segi penentuan harga pokok produk terdiri atas: anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL 
Peramalan Jualan
Peramalan menurut L.F. Orwick merupakan fungsi manajemen pertama sebelum dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan, karena anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh karena itu, sebelum dibuat anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan. Dalam hal ini sebelum dibuat anggaran jualan terlebih dahulu dibuat ramalan jualan.
Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik membuat ramalan jualan secara kualitatif dengan menggunakan metode pendapat, antara lain: pendapat para ahli, pendapat para pramuniaga, pendapat survey konsumen, pendapat para manajer pemasaran. Peramalan jualan secara kuantitatif, antara lain dapat menggunakan analisis trend garis lurus, analisis trend bukan garis lurus, analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan metode distribusi probabilitas.
Peramalan jualan secara kualitatif biasanya digunakan untuk perusahaan yang baru berdiri, belum mempunyai data kuantitatif, mempunyai data kuantitatif tetapi tidak dapat digunakan (tidak lengkap). Peramalan jualan secara kualitatif sifatnya subjektif, tidak seobjektif peramalan jualan secara kuantitatif.
Penyusunan Anggaran Jualan
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu.
Kegunaan anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba.
Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain.
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan kemudian disusunlah anggaran jualan.

Pengertian Produksi dan Anggaran Biaya Produksi
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya pabrik meliputi biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik (BOP) yang terjadi pada satu periode, yaitu periode ini, sedangkan biaya produksi meliputi BBB, BTKL, dan BOP yang terjadi pada dua periode, yaitu periode lalu dan periode ini.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan demikian istilah anggaran produksi tidak tepat. Oleh karena itu Kegiatan Belajar 1 ini diberi judul anggaran produk, karena produk perlu dianggarkan.
Untuk menyusun anggaran produksi atau anggaran produk jadi dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan periode ini:
Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara: (1) mengutamakan stabilitas produk, (2) mengutamakan stabilitas sediaan, (3) kombinasi stabilitas produk dengan stabilitas sediaan, (4) disesuaikan dengan keperluan manajemen.
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga kelancaran produksi, dan bahan baku adalah komponen utama dari suatu produk.
Kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan baku yang dibeli ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas bahan baku dipakai adalah kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai dikurang kuantitas sediaan bahan baku. Biaya bahan baku adalah kuantitas bahan baku dipakai dikali harga bahan baku per unit. Kuantitas bahan baku dipakai dapat juga diperoleh dari kuantitas produk jadi yang diproduksi periode ini dikali standar bahan baku dipakai per unit produk.
Belian bahan baku adalah biaya bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal dikurang sediaan bahan baku akhir.

Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang langsung bekerja mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang harus dibayar untuk tenaga kerja langsung. Upah untuk tenaga kerja langsung biasanya menggunakan sistem upah per unit produk yang dihasilkan atau sistem upah per jam kerja langsung. Untuk memperoleh biaya tenaga langsung yang dianggarkan adalah jam kerja langsung terpakai dikali standar upah tenaga kerja langsung per jam. Jam kerja langsung terpakai adalah produksi dianggarkan dikali standar jam tenaga kerja langsung.
Dengan adanya anggaran tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas untuk pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi.
Anggaran tenaga kerja langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk dianggarkan, standar jam kerja langsung, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) maka biaya overhead pabrik dipisahkan menjadi BOP variabel dan BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok penuh BOP tidak perlu dipisahkan menjadi dua, terkecuali untuk kepentingan pembedaan anggaran rugi-laba antara metode penentuan harga pokok variabel dengan metode penentuan harga pokok penuh.

PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL III
Penyusunan Anggaran Beban Penjualan
Beban penjualan meliputi: beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang usaha, beban turun harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual.
Beban penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk beban penjualan, karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga. Penghapusan piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga (insidental) tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa (insidental).
Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung jawab fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi. tanggung jawab fungsi manajer pemasaran. Beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya kegiatan penjualan. Beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual.
Oleh karena itu, bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab mengenai permasalahan tersebut.

Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Anggaran Rugi Laba
Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah satu unsur beban usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban usaha dikurang beban penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain beban non usaha.
Kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan.
Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk menentukan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: metode beban tetap, metode beban berkurang, metode beban bertambah, dan metode beban variabel.
Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum diperlukan dalam menyusun anggaran rugi-laba.
Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran rugi-laba (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran rugi-laba. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba di tahan) diperlukan anggaran rugi-laba, karena rugi-laba mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal sendiri

PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN 
Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi.
Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan dalam kegiatan utama perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas adalah untuk menyelesaikan anggaran tentang likuiditas organisasi, dan manfaat (guna) anggaran kas untuk mengetahui posisi kemampuan membayar kegiatan rutin (kewajiban jangka pendek), serta memperkuat posisi dalam penawaran.
Anggaran kas dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk tunggal dan bentuk campuran.
Cara penyusunan anggaran kas ada dua cara pendekatan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar atau metode langsung, (2) pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung (metode rekonsialisasi).
Penyusunan Anggaran Piutang
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia melunasi pada waktu yang akan datang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit.
Kegunaan piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang antara lain: volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, kebijakan penagihan piutang.
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha; pertama, mengumpulkan data realisasi dan anggaran jualan; kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang usaha termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat, menyusun anggaran piutang

PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN II
Penyusunan Anggaran Sediaan
Sediaan pada perusahaan manufaktur terdiri atas: sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, sediaan bahan baku, sediaan bahan pembantu, sediaan suku cadang, sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya tiga macam sediaan, yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.
Sediaan pada perusahaan dagang terdiri atas: sediaan barang dagangan, dan sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya sediaan barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses menggunakan (1) tingkat perputaran sediaan. Anggaran sediaan produk jadi juga dapat dihitung dengan cara (2) membuat anggaran produk.
Anggaran sediaan bahan baku dapat dihitung dengan tiga cara: (1) menggunakan tingkat perputaran sediaan, dapat dengan cara (2) menentukan tingkat kuantitas pesanan ekonomis (KPE), di samping itu juga dapat dihitung dengan cara (3) membuat anggaran belian bahan baku.
Anggaran sediaan barang dagangan dapat dihitung dengan tiga cara: (1) tingkat perputaran sediaan, (2) menentukan tingkat pesanan ekonomis., dan (3) membuat anggaran belian barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan bahan baku dengan memb:aat anggaran belian bahan baku, dan cara menentukan anggaran sediaan barang dagangan dengan membuat anggaran belian barang dagangan cocok bila akunting keuangan menggunakan pencatatan metode fisik.
Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca
Utang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Seperti: utang usaha, beban terutang, utang wesel, dan lain-lain. Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, seperti utang obligasi.
Utang jangka pendek digunakan untuk membelanjai modal kerja (harta lancar), sedangkan utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai harta tak lancar. Belanja harta lancar dan harta tak lancar ini dapat digunakan untuk kegiatan ekspansi, yaitu memperluas kegiatan produksi dan pemasaran untuk meraih laba yang sebesar-besarnya.
Kegiatan ekspansi akan memperbesar utang, di samping itu juga struktur modal mempengaruhi besar kecilnya utang, semakin besar modal sendiri semakin besar kesempatan memperoleh utang yang besar, sebaliknya semakin kecil modal sendiri yang dimiliki semakin kecil kemungkinan memperoleh utang yang besar.
Modal sendiri dari suatu badan usaha strukturnya berbeda antara badan usaha yang satu dengan badan usaha yang lain. Di Indonesia dikenal badan usaha perseorangan, firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, dan koperasi.

PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABEL DAN ANGGARAN TETAP
Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri
Penyusunan anggaran tetap perusahaan industri terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional dan anggaran keuangan disebut anggaran induk. Anggaran tetap menggunakan metode penentuan harga pokok penuh, sedangkan anggaran variabel menggunakan penentuan harga pokok variabel. Anggaran tetap disusun untuk diperbandingkan dengan realisasi laporan keuangan dihasilkan oleh akunting keuangan, sedangkan anggaran variabel digunakan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek dan pengambilan keputusan keuangan, seperti: keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, keputusan menaikkan harga jual atau menaikkan volume jualan.
Dalam anggaran tetap terdapat: anggaran jualan, anggaran produk, anggaran biaya bahan baku dan anggaran belian bahan baku, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Dalam anggaran variabel terdapat anggaran laba-rugi direncanakan dengan membuat anggaran titik impas, dan anggaran laba-rugi untuk alternatif pengambilan keputusan.
Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang
Perusahaan manufaktur (industri) kegiatannya membeli barang untuk diolah menjadi produk jadi, sedangkan perusahaan dagang kegiatannya membeli barang untuk dijual. Dengan demikian anggaran pada perusahaan dagang lebih sedikit daripada perusahaan industri. Penyusunan anggaran perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan anggaran perusahaan manufaktur, karena dalam perusahaan dagang tidak terdapat istilah bahan baku, tenaga kerja langsung overhead pabrik, produk jadi, dan produk dalam proses. Produk jadi yang terdapat dalam perusahaan manufaktur, dalam perusahaan dagang terdapat barang dagangan.
Seperti halnya pada perusahaan manufaktur terdapat anggaran tetap dan anggaran variabel, pada perusahaan dagang juga terdapat anggaran tetap dan anggaran variabel, tetapi pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga pokok penuh untuk menyusun anggaran tetap seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Anggaran tetap pada perusahaan dagang meliputi anggaran jualan, anggaran belian barang dagangan, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran beban penjualan dan administrasi (beban usaha), anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Begitu juga dalam hal menyusun anggaran variabel pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga variabel seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan perusahaan dagang tidak berproduksi sehingga tidak menggunakan metode penentuan harga pokok produk. Harga pokok barang terjual pada perusahaan dagang merupakan biaya variabel, sedangkan harga pokok barang terjual dalam perusahaan manufaktur yang menggunakan metode penentuan harga pokok penuh bukan termasuk biaya variabel, kecuali menggunakan metode penentuan harga pokok variabel. Anggaran variabel pada perusahaan dagang seperti halnya pada perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk perencanaan laba jangka pendek dan dapat juga digunakan dalam pengambilan keputusan, hanya saja dalam Kegiatan Belajar 2 ini tidak diuraikan tentang anggaran variabel yang digunakan dalam pengambilan keputusan, karena pada dasarnya sama dengan perusahaan manufaktur.
Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa
Bank seperti halnya kegiatan produksi di perusahaan atau kegiatan pembeli barang dagangan di pasar perusahaan dagang. Kegiatan kredit di bank seperti halnya kegiatan penjualan di perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang.
Siapa pun di bank terdiri atas simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.
Kredit di bank terdiri atas, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja dan kredit investasi biasanya disebut kredit produksi sebagai lawan kredit konsumsi.
Dalam penjelasan anggaran variabel per gandaan, bunga simpanan merupakan biaya variabel sedangkan bunga kredit dapatan (revenues).
Analisis selisih pada perusahaan pada perubahan analisis selisih terdiri dari atas analisis selisih kredit berupa selisih volume kredit dan analisis selisih simpanan berupa selisih volume simpanan selisih tingkat bunga simpanan dan selisih biaya bunga simpanan.
Pada perusahaan jasa perpakiran juga dapat dibuat analisis titik impas seperti halnya pada perusahaan jasa, analisis titik impas penting dalam hal persamaan jangka pendek karena dengan diketahui titik impas dapat menyediakan barang jasa yang dijual agar tidak berada di bawah titik impas yang mengakibatkan perusahaan merugi.

ANALISIS KEUANGAN DAN AKUNTING DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Penggunaan Analisis Keuangan untuk Penyusunan Anggaran
Analisis keuangan berupa rasio keuangan dan analisis masa resisi dapat digunakan untuk menyusun anggaran.
Rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan sumber daya yang tersedia. Rasio rentabilitas, seperti: margin laba kotor, rentabilitas ekonomis, dan rentabilitas modal sendiri. Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar. Rasio likuiditas seperti: rasio kas, rasio piutang, rasio cepat, rasio lancar, perputaran sediaan, periode pengumpulan, piutang. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas seperti rasio utang dan modal, rasio utang jangka panjang dengan modal, struktur keuangan vertikal, dan struktur keuangan horizontal. Untuk menyusun anggaran digunakan rasio keuangan yang ideal menurut manajemen.
Untuk mengantisipasi keadaan masa resisi sangat penting bagi suatu perusahaan membuat anggaran pada masa sebelum resisi dan pada masa resisi yang kemungkinan akan terjadi.
Kerancuan dalam Akunting
Aktiva tetap tidak berwujud beda artinya dengan aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud meliputi arti aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva lancar tidak berwujud, serta aktiva tidak lancar lainnya yang tidak berwujud.
Kewajiban beda artinya dengan utang. Kewajiban meliputi arti utang dan modal sendiri.
Penghasilan beda dengan pendapatan, penghasilan artinya proses memperoleh hasil, sedangkan pendapatan artinya proses memperoleh yang didapat. Dalam laporan laba-rugi mestinya menggunakan istilah hasilan (income) dan dapatan (revenues), bukan penghasilan dan pendapatan, karena yang dimaksud bukan prosesnya, tetapi hasilnya.
Biaya (cost) dan beban (expenses) dapat beda maksudnya. Biaya dalam arti luas meliputi harga pokok dan beban. Biaya dalam arti luas tidak dapat digunakan dalam akunting keuangan.
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya produksi meliputi biaya pabrik, sedangkan biaya pabrik bagian daripada biaya produksi.

PENGANGGARAN NIRLABA
Gambaran Umum Penganggaran Nirlaba
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah terhadap publik.
Terdapat dua pendekatan dalam menyusun anggaran sektor publik, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan Manajemen Publik Baru (MPB). Anggaran tradisional memiliki ciri utama bersifat tambahan dan bersifat belanja bagian. Pendekatan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan MPB terdiri dari beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, anggaran berdasar nol, dan SP3. Anggaran dengan pendekatan MPB sangat menekankan pada-konsep nilai uang dan pengawasan atas kinerja keluaran. Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan pendekatan MPB merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan menekankan nilai uang. Beberapa jenis anggaran dengan pendekatan MPB, seperti anggaran berdasar nol, SP3 dan anggaran kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.
Dari uraian tentang sistem perencanaan, pemrograman dan penganggaran (SP3) ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan:
  1.  Bahwa SP3 adalah alat pembantu bagi pemimpin untuk mengambil keputusan di dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa SP3 bukanlah suatu sistem yang merencanakan atau memformulasikan sesuatu tujuan sebagaimana biasanya yang menjadi esensi pokok dari suatu perencanaan. Bagaimana kualifikasi satu tujuan misalnya tujuan pembangunan dari suatu negara, atau daerah tertentu bukanlah tanggung jawab SP3, karena hal seperti itu merupakan tanggung jawab dari pemegang kendali politik kenegaraan. Apa yang telah diformulasikan oleh para pemegang kendali politik kenegaraan, yaitu para negarawan dan politisi baik yang ada di dalam pemerintahan maupun yang ada di dalam Lembaga Legislatif yang kelak menjadi tujuan nasional, ke arah mana seluruh kebijakan ditujukan. Di sinilah letak peranan SP3, yaitu sebagai alat yang dipakai untuk merumuskan berbagai macam kegiatan yang didukung oleh sumber yang langka yang karenanya harus disusun pengalokasian penggunaannya secara nasional, berdaya guna dan berhasil guna sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh para pemegang kendali pemerintahan dan kenegaraan itu benar-benar dicapai. Sebagai suatu metode dan sebagai suatu sistem tata laksana anggaran, SP3 dapat memungkinkan pendayagunaan secara maksimal daya yang langka tersebut, melalui suatu proses perencanaan yang di dalamnya terlihat proses mencari alternatif pemecahan masalah. Apabila hal tersebut telah dapat diketahui maka selanjutnya dapat menuju kepada penyusunan langkah konkret dalam bentuk pembuatan program dan pembuatan anggaran.
  2.  Bahwa SP3 meletakkan tanggung jawab yang besar terhadap pemimpin untuk berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengusahakan agar aparat organisasi yang di bawah koordinasi dan kekuasaan/komandonya, tidak ada yang terlepas atau menyimpang dari sasaran yang hendak dicapai. Konsekuensinva ialah pemimpin harus merupakan pemegang inisiatif yang dominan di dalam mengarahkan pembuatan perencanaan dan pembuatan program serta kegiatan yang harus dilakukan oleh aparat secara integratif.
  3. Bahwa SP3 adalah proses perencanaan anggaran yang merupakan refleksi dari pengalaman yang lalu, yang mempengaruhi anggaran yang sekarang dan kemudian proyeksi pada anggaran yang akan datang. Dalam menetapkan, berbagai macam program dan proyek di samping terikat kepada tujuan jangka pendek dan menengah serta jangka panjang juga terikat kepada kemampuan yang nyata dari hasil pelaksanaan sehingga memungkinkan perubahan atau variasi’ dari penentuan target berikutnya.

Penyusunan Anggaran Negara di Indonesia
Tahap penyusunan anggaran negara di Indonesia pada dasarnya ada empat karena tahap pengawasan atas pelaksanaan anggaran termasuk tahap pelaksanaan anggaran. Tahap pertama adalah tahap persiapan, yaitu tahap penyusunan rancangan anggaran yang memerlukan jangka waktu penyusunan sekitar 6 bulan. Pada tahap pertama ini pekerjaan persiapan anggaran dilaksanakan oleh unit khusus dalam suatu organisasi pemerintahan, di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal Anggaran bekerja sama dengan Bappenas yang menyangkut anggaran pembangunan. Tahap kedua, adalah tahap pengesahan yaitu tahap pengajuan rancangan anggaran kepada DPR untuk disahkan, yang memerlukan jangka waktu sekitar 3 bulan. Pada tahap kedua ini merupakan tahap penentuan anggaran, meliputi kegiatan analisis, evaluasi atas berbagai macam permintaan anggaran dengan mempertimbangkan faktor penunjang dan faktor penghambat terutama prioritas target yang hendak dicapai, selain itu disiapkan semua memorandum (nota keuangan) yang memberikan alasan bagi penentuan anggaran. Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan dan pengawasan anggaran memerlukan waktu 12 bulan. Pada tahap ketiga ini dipersoalkan tentang tata cara pengurusan uang anggaran dan cara pengawasannya. Tahap keempat adalah tahap terakhir, yaitu tahap pertanggungjawaban anggaran memerlukan waktu 6 bulan. Pada tahap keempat ini merupakan tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran, laporan realisasi anggaran, Nota Perhitungan Anggaran Negara (Nota PAN) yang disertai hasil pemeriksaan BPK. Dengan demikian satu siklus anggaran memerlukan jangka waktu 2 7 bulan.
Anggaran Sumber dan Belanja Negara yang sering dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesungguhnya merupakan anggaran kas, yaitu anggaran sumber atau anggaran pendapatan merupakan anggaran kas masuk, sedangkan anggaran belanja merupakan anggaran kas keluar.
Sumber Buku Penganggaran Karya M. Nafarin

2 komentar:

  1. Alhamdulillah sanagt bermanfaat, thx, semoga dapat balasan pahala dari Allah.

    BalasHapus
  2. Saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.

    BalasHapus

Tinggalkan komentar anda, demi perbaikan kedepannya,,,, Terima Kasih